Home culture Jarang Mencoba Kuliner Lokal Saat Traveling? Menurut Psikologi, 7 Perilaku Ini Anda...

Jarang Mencoba Kuliner Lokal Saat Traveling? Menurut Psikologi, 7 Perilaku Ini Anda Miliki

15
0



– Memakan makanan merupakan suatu keharusan untuk tiap orang, bahkan ketika sedang berpergian.

Saat berpergian ke lokasi baru, sejumlah besar orang lebih suka mengeksplorasi masakan setempat, sedangkan beberapa di antaranya lagi prefer untuk mengonsumsi hidangan yang telah mereka kenali sebelumnya.

Menurut laporan dari geediting di hari Senin (5/5), untuk individu yang tidak sering mengeksplorasi masakan setempat ketika bepergian, psikolog telah merinci tujuh karakteristik berikut ini yang mereka miliki.

1. Ketakutan Terhadap Hal-Hal yang Misterius

Banyak orang yang jarang melangkah keluar dari zona nyaman bila menyangkut makanan. Perilaku semacam ini berasal dari naluri bertahan hidup dasar yang dimiliki oleh tiap individu.

Oleh karena itu, jika ada orang yang enggan mencicipi masakan setempat ketika berada di luar kota atau negara, bisa jadi mereka memiliki kecemasan tertentu tentang sesuatu yang masih menjadi misteri bagi mereka. Seperti gunung es, puncaknya melambangkan jenis makanan favorit dan familiar yang telah biasa disantap, sedangkan dasarnya menunjukkan sajian baru dari budaya lain yang belum sempat dirasakan.

Oleh karena itu, jika Anda menyaksikan orang lain membungkus camilan ke dalam tas atau lebih memilih junk food yang umum dibandingkan mencicipi masakan lokal khas daerah tersebut, hal ini sebenarnya merupakan ekspresi dari insting primal mereka untuk tetap bertahan hidup.

2. Kebutuhan untuk Mengendalikan

Keinginan untuk memastikan arah perjalanan dan jenis makanan yang dikonsumsi mungkin ada pada beberapa wisatawan.

Tindakan tersebut dapat menghalangi kapabilitas individu dalam menyesuaikan diri secara total dengan lingkungan sosial yang berbeda, misalnya saat mencicipi masakan setempat di negara lain.

Oleh karena itu, jika bertemu dengan orang yang lebih suka memesan hamburger dibanding sushi ketika berada di Tokyo atau memilih pizza daripada paella saat ada di Spanyol, bisa jadi mereka tengah mengungkapkan kebolehhan mereka dalam tetap menjaga kendali ketika mencoba hal-hal baru di tempat asing.

3. Pengaruh Pola Asuh

Banyak sekali preferensi makanan individu dipengaruhi oleh pola makannya serta warisan budaya keluarga mereka.

Oleh karena itu, apabila seseorang mengonsumsi variasi makanan yang sedikit selama masa pertumbuhan dan perkembangannya, diprediksi bahwa orang tersebut akan kesulitan untuk meninggalkan pola konsumsi tertentu atau mau mencicipi hidangan baru.

4. Sensitivitas terhadap Perasaan serta Bau

Beberapa individu mempunyai kepekaan yang lebih besar terhadap rasa dan aroma dibandingkan dengan yang lainnya. Sensitivitas seperti itu seringkali menyebabkan seseorang ragu untuk mencicipi makanan baru, khususnya ketika sedang berlibur.

Bukan berarti tak mau menikmati budaya lokal ataupun masakan setempat, akan tetapi sensitivitas itu lebih unggul daripada rasa penasarannya mereka.

5. Kenyamanan dalam Keakraban

Banyak orang merasa nyaman dengan sesuatu yang telah diketahui, bahkan ketika berada jauh di luar negeri. Pola tersebut kemudian tercermin dalam preferensi makanan mereka.

Untuk individu semacam itu, menjelajahi makanan tradisional dapat menjadi suatu perjalanan yang menyenangkan, tetapi juga bisa jadi menyeramkan saat mereka berada di lokasi asing.

6. Takut Ketinggalan

Psikolog Barry Schwartz dalam karyanya menjelaskan bahwa adanya berlebihan pilihan dapat menimbulkan rasa cemas dan stres.

Kondisi tersebut seringkali menimbulkan ketidakmampuan dalam pengambilan keputusan. Secara lebih terperinci, rasa khawatir akan membuat kesalahan pilihan serta takut pada hilangnya sesuatu mendorong individu untuk sama sekali tidak melakukan pengambilan keputusan apapun.

Diakhir cerita, orang itu pun kembali ke zona nyaman dengan memilih apa yang sudah dikenal dan menjauhi opsi baru. Hal ini juga berlaku untuk urusan masalah kuliner.

Orang tersebut sebenarnya tengah berusaha mengurangi ketakutan akan kehilangan identitas mereka dengan memilih makanan yang telah familiar dibandingkan mengeksplorasi hidangan lokal.

7. Pembatasan Makanan

Untuk sejumlah orang, mempelajari masakan lokal sering kali menjadi tantangan akibar dari berbagai batasan makanan seperti alergi, intoleransi, atau prinsip pribadi tertentu. Batasan ini mengendalikan pola makannya dan membuat mereka enggan untuk mencicipi hidangan baru yang belum pernah dicoba sebelumnya.

Berikut adalah tujuh kebiasaan seseorang yang jarang mengeksplorasi makanan khas daerah ketika bepergian. Termasukkah Anda dalam salah satu dari kebiasaan ini? ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here